Dehumanisasi ialah sikap merendahkan seorang secara kurang manusiawi. Salah satu contohnya merupakan human trafficking ataupun perdagangan manusia. Di mari, manusia diibaratkan semacam barang yang dapat diperjualbelikan dengan duit.
Contoh ekstrem yang lain merupakan dikala Nazi memperlakukan kalangan Yahudi di dalam kamp konsentrasi. Aksi tersebut membuat manusia kehabisan kehormatannya selaku makhluk bermartabat serta berakal.
Tetapi, sikap dehumanisasi saat ini timbul dalam wujud yang sering di dengar serta sering terjalin di kehidupan tiap hari. Misalnya, melaksanakan social media bullying dengan menghina raga seorang di sosial media. Aksi ini pasti berakibat negatif untuk kesehatan mental korban.
Metode Menghindari Aksi Dehumanisasi
Mengutip dari semuatahu, dehumanisasi bisa dicegah lewat aksi berikut:
Tumbuhkan rasa empati
Jangan ragu maupun khawatir buat membuktikan rasa empati dikala menemui aksi dehumanisasi. Kalian dapat melaksanakannya dengan mengajukan persoalan ataupun statment buat menarik asumsi empatik.
Kalian bisa jadi malah memperoleh asumsi defensif dari sebagian orang. Tetapi, tentu terdapat satu ataupun 2 orang yang lain yang jadi memanusiakan manusia.
Seleksi bahasa yang baik
Jangan sempat memakai bahasa yang agresif serta merendahkan dikala mengkritik orang lain, walaupun orang tersebut sudah melaksanakan kejahatan berat.
Jangan menghina seorang dengan menyamakannya dengan hewan ataupun sebutan penghinaan lain yang bukan manusia.
Jangan merendahkan orang lain
Merendahkan orang lain tidak hendak membuat derajatmu lebih besar. Malah, metode yang sangat pas buat mengangkut diri sendiri merupakan mengangkut orang lain pula. Terus menjadi besar kekuasaan yang kalian miliki, hingga kalian butuh lebih berjaga- jaga dikala mengkritik orang lain.
Tidak menyebar data dehumanisasi
Kalian memanglah bukan pelakon dehumanisasi, namun kalian dapat masuk ke kalangan orang tersebut dikala menolong menyebarkan kabar yang merendahkan orang lain. Oleh karena itu, jangan memberikan kabar ataupun data apapun di media sosial yang memiliki aksi dehumanisasi.
Kala kalian menyebarkannya, maksudnya kalian sudah memancing pendapat ataupun sokongan orang- orang buat melaksanakan dehumanisasi. Oleh karena itu, saring serta telusuri tiap data yang kalian miliki di media sosial.
Mangulas aksi dehumanisasi sesungguhnya diperbolehkan. Tetapi, yakinkan sumbernya valid, informatif, serta faktual. Jangan menyebar kabar yang sumbernya tidak jelas bertabiat rasis ataupun misoginis.
Diskusikan bias secara terbuka
Kala kalian mengalami suatu bias ataupun prasangka yang menuju pada dehumanisasi di area tempat tinggal, area kerja ataupun bundaran pertemanan, jangan ragu buat mengungkapkannya secara terbuka.
Misalnya, seseorang sahabat melaksanakan aksi yang tidak manusiawi pada orang lain dengan dalih bercanda. Lekas bicarakan secara baik- baik kalau aksi tersebut tidak pantas ataupun kurang pas. Perihal ini pasti dapat memunculkan rasa tidak aman serta canggung dalam ikatan pertemanan kalian. Tetapi, coba posisikan diri pada korban, aksi tersebut pasti dapat sangat menyakitinya.
Akibat Dehumanisasi pada Korban
Aksi ini dapat merendahkan keyakinan diri ataupun apalagi membuat korban merasa tidak bermanfaat lagi selaku manusia. Dehumanisasi dapat membuat korban merasa malu, marah serta pilu dalam jangka waktu lama.
Lama kelamaan, korban bisa hadapi“ dekonstruktif kognitif”. Keadaan tersebut diisyarati dengan matinya rasa emosional, menyusutnya kejernihan benak, tekanan pikiran, kecemasan serta tekanan mental berat. Dalam jangka panjang, tekanan mental dapat merangsang benak bunuh diri.