Overthinking adalah istilah yang menggambarkan kebiasaan berpikir berlebihan. Kondisinya berbeda dengan pemikir karena overthinking cenderung dilakukan dengan memikirkan masalah sepele secara berlebihan.
Overthinking bisa berdampak buruk akibat meningkatnya kadar hormon kortisol (hormon stres) dalam tubuh. Akibatnya, kamu berisiko mengalami masalah, salah satunya susah tidur di malam hari.
Padahal, setiap orang memerlukan waktu tidur yang cukup untuk meminimalisir kadar stres dalam tubuhnya. Namun, ketika hormon kortisol berada di atas normal, kamu justru merasa cemas, lelah dan sulit tidur di malam hari.
Fokus memikirkan masalah membuat otak jadi terus bekerja. Dampaknya, rasa lelah dan kantuk berlebihan akan muncul keesokan hari saat beraktivitas. Tak hanya susah tidur saja, beberapa kondisi di bawah ini bisa muncul akibat overthinking:
1. Gangguan Pencernaan
Tingginya kadar hormon stres dalam tubuh berdampak pada kesehatan sistem pencernaan. Overthinking berdampak pada stres, sehingga risiko berbagai gangguan pencernaan meningkat.
Beberapa penyakit yang perlu diwaspadai, antara lain peradangan pada usus, sindrom iritasi usus (kelainan pada usus besar), meningkatnya asam lambung dan penurunan kemampuan pencernaan dalam mengolah makanan.
Bukan itu saja, stres akibat overthinking juga berdampak pada lemahnya lapisan pelindung usus dan meningkatnya gas dalam organ pencernaan. Akibatnya, proses penyerapan makanan jadi terganggu.
2. Gangguan Fungsi Otak
Overthinking menyebabkan gangguan pada fungsi otak akibat hormon kortisol merusak sel-sel otak di hipokampus. Ini adalah bagian dari otak besar yang berguna untuk menyimpan memori atau ingatan.
Jika overthinking dibiarkan begitu saja, ini bisa memicu stres kronis yang berdampak pada Gangguan Kesehatan mental. Jika sudah begitu, kamu rentan terkena gangguan kecemasan dan perubahan suasana hati yang signifikan.
3. Gangguan Jantung
Selain hormon kortisol, overthinking juga berdampak pada meningkatnya kadar hormon adrenalin dalam tubuh. Kondisi ini memicu peningkatan detak jantung dan ritme napas (ngos-ngosan).
Gangguan jantung akibat overthinking ini juga terjadi akibat perilaku yang meningkatkan risiko. Beberapa di antaranya merokok, mengonsumsi alkohol, makan berlebihan dan malas bergerak.
4. Gangguan Kesehatan Kulit
Gangguan ini disebabkan oleh zat kimia seperti neuropeptida dan neurotransmitter yang dilepaskan tubuh saat overthinking. Akibatnya, tubuh lebih rentan mengalami peradangan dan sensitivitas.
Salah satu dampaknya pada kulit adalah ruam. Selain itu, zat kimia tersebut juga memperparah masalah kulit yang sudah ada. Beberapa di antaranya dermatitis atopik (eksim akibat peradangan kulit) dan psoriasis (kulit bersisik serta menebal).
5. Menurunnya Kekebalan Tubuh
Tingginya kadar hormon kortisol berdampak pada penurunan sistem imun tubuh. Ini disebabkan oleh menurunnya produksi antibodi, sehingga tubuh jadi gampang terkena penyakit.
Selain itu, overthinking juga bisa menurunkan kadar sel darah putih yang berguna dalam membantu tubuh dalam melawan infeksi.